Artikel ini tidak ada maksud untuk nge”FLAME”
Klo ada yang tersinggung bisa jadi orang tersebut adalah
pelaku........
Kantor kelurahan, kecamatan, dan Pemda (setempat) merupakan tempat
yang cukup sering dikunjungi masyarakat untuk keperluan keperluan sederhana yang
umumnya seperti :
1. Mengurus
surat keterangan domisili
2. Pengantar
untuk membuat surat keterangan catatan kelakuan
3. Mengurus
tentang kartu identitas penduduk (saat ini mungkin pembuatan E-KTP)
4. Mengurus
surat ijin penelitian, dll
Dalam proses mengurus surat-surat
tersebut pastinya kita menginginkan mudah, dilakukan tanpa proses administrasi
yang rumit, biaya administrasi yang seminimal mungkin. Hanya saja tidak tahu
kenapa setiap mengurus surat-surat tersebut ada saja biaya tambahan yang selalu
diminta. Walaupun sebenarnya biaya tambahan yang diminta mungkin tidak terlalu
banyak, namun cara mereka meminta terkadang terkesan konyol dan mungkin jika
kita pikirkan lebih jauh lagi akan muncul pertanyaan “yang goblok ini siapa sih.....aq
yang ngasih duit.....petugas yang minta.....ato dia yang nerima?” bahkan bisa
juga muncul penyesalan dalam benak pikiran kita “mending gw kasih aja tadi ama
dia.....itung2 amal”. Berikut beberapa peristiwa konyol, yang masih sedikit
saya ingat, dan sebisa mungkin tidak saya lebih-lebihkan.
1. Kejadian
sekitar awal tahun 2008, di sebuah kantor kelurahan. Petugas kantor disingkat
dengan inisial PK, dan saya dengan huruf S.
S : Pak, saya mau ngurus surat keterangan
tidak mampu, untuk salah satu syarat pengajuan
beasiswa
PK : maksudnya tidak mampu bagaimana ya ? trus
nantinya mo dipakai buat apa?
S : tidak mampu dalam bidang keuangan pak, jadi
nantinya saya bisa dapat beasiswa untuk membantu biaya kuliah saya (dalam hati
dah jelas untuk mengurus beasiswa, kok malah nanya)
PK : ooo....disini
tidak ada surat keterangan tidak mampu...adanya surat keterangan miskin
.......gimana mau nggak?
S : ya
sudah gpp Pak..... (dalam hati parah menghina bener ni orang)
PK : Ini suratnya sudah jadi, coba dibaca
dulu......
(selang beberapa menit kemudian)
PK : mas, nanti
sebelum pergi bisa ngisi sedikit sumbangan g? untuk pemberdayaan masyarakat
sekitar sini...supaya kelurahan bisa membantu mereka-mereka yang miskin lewat
beberapa program
S : berapa pak?
PK : semampunya,
tapi yang aga masuk akal ya mas.....
S :
(dengan berat hati menyerahkan selembar uang dan berpikir.....saya
kesini dikasih surat keterangan miskin, kok malah dimintai sumbangan buat
warga-warga miskin?arti kata miskin tu apa sih bagi dia?)
2.
Kejadian sekitar awal tahun 2011, di kantor
kelurahan yang sama untuk mengurus surat pengantar catatan kelakuan.
PK : Ini mas suratnya sudah jadi....tapi ini semua tidak
gratis mas....ini semua dikenakan biaya administasi sebesar xxxxx rupiah.
S : (mungkin ngerasa aga pinter
dikit.....)oooo.............ya gpp.....kuitansinya dibuatin dulu....
PK : ini semua ga ada kuitansinya mas, soalnya ini kan cuma
biaya administrasi
S : berarti ini
sifatnya ga resmi ya pak?
PK : ooo....ini bukan sejenis pungli.....ini cuma biaya
administrasi...memang tidak tertulis...tapi dari kelurahan sendiri memang
mengeluarkan aturan akan dikenakan biaya jika mengurus surat-surat
S : sama aja pak berarti itu ga resmi....(aga ngeyel)
PK : begini ya mas, dari kelurahan tidak akan mengeluarkan
surat jika belum melunasi biaya administrasi.....ini memang tidak
tertulis.....tapi nantinya buat kami-kami lagi (dengan gaya mau menyimpan surat
tersebut ke dalam laci meja)
S : (dengan berat hati menyerahkan selembar uang....dan
berkata dalam hati “bilang kek dari tadi buat sumbangan pemberdayaan masyarakat”)
3.
Kejadian sekitar awal tahun 2010, di sebuah
kantor Pemerintahan Dearah Kabupaten XXX, mungkin percakapannya sedikit
lupa....prosesnya melewati beberapa kantor instansi setempat.....intinya di
akhir-akhir mengurus surat ijin penelitian di kantor yang pertama mereka
meminta biaya sebesar xxx untuk...biaya beli tinta stempel....dan biaya membuat
amplop karena amplop yang dimasukkan ke lembaga lain harus ada stempel resmi
dari instansi kantor tersebut....yang jelas ga masuk akal kalo biaya beli tinta
sampe diatas 5000 rupiah dan setiap amplopnya dikenakan biaya sebesar 1000
rupiah.